Jumat, 26 Februari 2016

Proposal Kelompok 3 -PENGARUH JUMLAH INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANGERANG SELATAN

PENGARUH JUMLAH INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TANGERANG SELATAN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pengampu : Angga Hidayat
NIDN : 0426110 8802



Disusun Oleh :

Fitri Rahmalia              (2013121600)
Puji Winarni                (2013121487)
 Retno Wulandari          (2013120883)
Ridzki Afiat                 (2013121468)
Riska Yulianti             (2013121785)
Septi Nuraini                (2013120897)


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
2015

____________________________________________________________________

A.    Latar Belakang
            Salah satu aspek yang perlu diberdayakan di daerah adalah investasi daerah. Investasi yang dimaksud adalah investasi yang dilakukan oleh komponen pemerintah, masyarakat dan perusahaan. Investasi dunia perekonomian daerah sekaligus pemerataan pendapatan masyarakat. dengan banyaknya investasi dunia usaha di daerah maka diharapkan semkain bertambahnya lapangan kerja yang dapat menampung angkatan kerja.
            Sejalan dengan kewenangan daerah, berdasarkan kebijakan otonomi daerah, maka pemerintah daerah juga berkewajiban untuk membina dan mengembangkan dunia usaha daerah sebagai pilar pertumbuhan perekonomian di daerah. untuk itu, langkah utama yang harus dilakukan adalah pemberdayaan investasi daerah. pemberdaya investasi daerah adalah suatu upaya yang harus dilakukan secara sistematis untuk mendorong peningkatan investasi di daerah.
            Peningkatan investasi daerah akan berwujud jika di daerah terdapat potensi yang dapat dijual kepada para investor, baik itu berupa potensi sumber daya alam  maupun potensi sumber daya manusia. selanjutnya hal yang sangat penting adalah kemampuan daerah menjual potensi yang dimilikinya tersebut. kemampuan daerah untuk menjual tersebut harus didukung oleh terciptanya iklim yang kondusif dan mendukung investasi di daerah seperti adanya jaminan keamanan dan kepastian hukum bagi investasi di daerah. Pemerintah daerah hendaknya juga mampu melahirkan regulasi yang dapat memacu pertumbuhan perekonomian yang mampu merebut investor PMA dan PMDN sekaligus memberdayakan investr lokal. keberhasilan pemerintah daerah mengelola factor-faktor tersebut akan dapat mendorong peningkatan daya saing daerah dalam merebut investor.
            Kota Tangerang Selatan Merupakan daerah otonomi yang terbentuk pada akhir 2008 berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomer 51 Tahun 2008 tentang  Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten tertanggal 26 November 2008. Kehadiran Kota Tangerang Selatan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Tangerang. Pemekaran tersebut dilakukan dengan tujuan meningkatkan pelayanan dalam bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, serta dapat memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah. Pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Tangerang dirasakan belum sepenuhnya menjangkau 36 kecamatan dengan luas wilayah lebih dari 1.159,05 kilometer persegi dan jumlah penduduk lebih dari 1,3 juta jiwa. Kondisi demikian perlu diatasi dengan memperpendek rentang kendali pemerintahan melalui pembentukan daerah otonom baru, yaitu Kota Tangerang Selata, sehingga pelayanan publik dapat ditingkatkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
            Kota Tanggerang Selatan merupakan salah satu wilayah kabupaten atau kota di provinsi Banten yang sangat strategis karena secara geografis berbatas dengan Ibu Kota Negara ( DKI Jakarta), di mana dari sisi pusat perhatian secara nasional maupun internasional akan berdampak positif terhadap perkembangan kegiatan sektor riil (investasi, perdagangan dan produksi) di Kota Tanggerang Selatan.
 Dari sisi pertumbuhan, wilayah kota Tanggerang Selatan terbagi dalam dua pusat pertumbuhan, yaitu:
1.      Pusat Pertumbuhan Serpong, meliputi 3 (tiga) kecamatan: yaitu: Serpong, Serpong Utara dan Setu yang menjadi pusat pengembangan usaha perbelanjaan, kawasan pergudangan/industry dan pertumbuhan pemukiman.
2.      Pusat Pertumbuhan Ciputat, meliputi 4 (empat) kecamatan: yaitu: Ciputat, Ciputat Timur, Pondok Aren dan Pamulang yang merupakan pusat pemerintahan dan permukiman.
            Pemerintah kota Tanggerang Selatan melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah berusaha menciptakan iklim usaha yang produktif melalui berbagai kebijakan yang dapat meningkatkan minat investor. dalam rangka melaksanakan fungsi perencanaan yang komprehensif, jelas dan terarah, dipandang perlu untuk merencanakan dan menyusun sebuah dokumen yang berisi penjelasan, arahan dan gambaran secara umum mengenai kondisi existing investasi di kota Tanggerang Selatan serta sektor-sektor yang dapat dikembangkan dalam kaitannya dengan peningkatan investasi.

B.     Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada di atas, maka penulis dapat mengindentifikasikan masalah sebagai berikut :
1.         Jumlah investor di kota Tangerang Selatan masih belum mecukupi
2.         Masih kurangnya dana untuk pembangunan di kota Tangerang     Selatan
3.         Pertumbuhan ekonomi di kota Tangerang Selatan terhambat
4.         Kurangnya lapangan pekerjaan dikota Tangerang Selatan

C.    Pembatasan Masalah
            Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, bahwa dapat dirumuskan pembatasan masalah :
·         Definisi Menurut para ahli
1.      Menurut Sukirno (2010:376), investasi atau penanaman modal adalah pengeluaran sektor perusahaan untuk membeli atau memperolah barang-barang modal yang baru yang lebih modern atau untuk menggantikan barang-barang modal lama yang sudah tidak digunakan lagi atau yang sudah using.
2.      Menurut Abdul Halim (dalam Fahmi, 2015:4), investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.
·         Tempat dan waktu penelitian
      Berdasarkan permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan batasan masalah dengan ruang lingkup penelitian mengenai “Pengaruh Jumlah Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangerang Selatan” Dalam hal ini perlu dikemukakan tempat dimana penelitian tersebut akan dilakukan, yaitu di Kantor Penanaman Modal Daerah Kota Tangerang Selatan Jl. Pahlawan Ruko BSD Sektor IV Blok RF No. 33 Serpong, Tangerang Selata, Telp (021-53152888)         Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis  langsung data yang ada dan menelaah data tersebut, merumuskan masalah dan membuat data tersebut menjadi data yang rill, dimulai dari tanggal 22 November 2015 sampai dengan awal Januari 2016.

D.    Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah tersebut di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut.
1.      Apakah jumlah investasi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan?
2.      Apakah investasi mempengaruhi pembangunan yang ada di Kota Tangerang Selatan?
3.      Apakah investasi mempengaruhi pendapatan perkapita masyarakat Tangerang Selatan?

E.     Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.      Tujuan Penelitian
            Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari proposal ini bertujuan untuk :
·                     Menambah dan meningkatkan wawasan mahasiswa dalam    penelitian.
·                     Untuk mengetahui sejauh mana perusahaan atau organisasi   dalam   menggunakan penelitian dalam bentuk karya ilmiah.
·                     Untuk menganalisis masalah yang ada pada mahasiswa         sehubungan dengan penelitian yang digunakan dalam           pembuatan karya ilmiah.
2.      Manfaat Penelitian
             Setiap Penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya maupun yang secara langsung terkait di dalamnya. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
a.      Manfaat Praktis
        Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu ekonomi khususnya pada mata kuliah metedologi penelitian serta dapat digunakan sebagai landasan atau pangkal tolak bagi penulisan di bidang yang sama di masa yang akan datang.
b.      Manfaat Teoritis
        Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi atau masukan untuk mengetahui seberapa pentingnya penelitian sebagai upaya menunjang kegiatan pembuatan karya ilmiah dan dapat dijadikan sebagai bahan dasar pertimbangan dalam mengatasi permasalahan baik induvidu maupun kelompok.













F.     Kerangka Pemikiran
            Menurut Riduwan (2009:25), kerangka berfikir adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah pemikiran. Kerangka piker memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. Uraian dalam kerangka piker ini menjelaskan antar variable.
Suku Bunga Kredit

Pendapatan Perkapita

  
                                               
 


Investasi

 


                                               


G.    Hipotesis
            Menurut Riduwan (2009:526), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dengan berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa :
Ho        : Jumlah Investasi Tidak Mempengaruhi Pertumbuhan                                     Ekonomi Kota Tangerang Selatan.
H1          :  Jumlah Investasi Mempengaruhi Pertumbuhan                                               Ekonomi Kota Tangerang Selatan.

H.    Sistematika Penulisan
Adapun sitematika penulisan proposal penelitian secara umum adalah :
1.      Sampul Muka
2.      Halaman Pengesahan
3.      Halaman Pernyataan
4.      Halaman Abstrak (bahasa Indonesia)
5.      Halaman Abstrak (bahasa inggris)
6.      Kata Pengantar
7.      Daftar Isi
8.      Daftar Tabel
9.      Daftar Gambar
10.  Daftar Lampiran
11.  Bagian Utama
Bab I : Pendahuluan
a.       Latar Belakang Masalah
b.      Identifikasi Masalah
c.       Pembatasan Masalah
d.      Perumusan Masalah
e.       Tujuan dan Manfaat Penelitian
f.        Kerangka Pemikiran
g.      Hipotesis
h.      Sistematika Penulisan
i.        Teori / Tinjauan Pustaka / Kerangka Pemikiran
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab III : Metodologi Penelitian
a.       Jenis Penelitian
b.      Model Penelitian
c.       Populasi dan Sampel
d.      Teknik Pengumpulan Data
e.       Pengelolahan dan Analisis Data
f.        Operasionalisai dan Saran
Bab IV : Hasil dan Pembahasan
Bab V : Kesimpulan dan saran
12.  Bagian Akhir, Terdiri dari
a.       Daftar Pustaka
b.      Lampiran
c.       Surat Bukti atau Keterangan Melakukan Penelitian

I.       Pendekatan Data dan Keilmuan
            Untuk memahami Pengaruh Jumlah Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Tangerang Selatan dalam menyusun proposal pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian Kuantitatif pada hakikatnya adalah masalah yang diteliti lebih umum memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks. Hal lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menuntut penggunaan angka mulai dari pengumpulan data penafsiran terhadap data tersebut serta penampilan dari hasil.
            Menurut Sugiyono (2012:7), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sempel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
            Menurut Untung (2011:71), mengatakan “Investasi merupakan aktivitas penanaman modal, sedangka investor merupakan orang atau bada hukum yang mempunyai uang dan melakukan investasi atau penanaman modal, dan sering disebut pemodal. Pada dasarnya para investor adalah pihak yang memiliki kelebihan dana setelah sebagian dananya dipakai untuk konsumsi. Walaupun banyak orang ataupun badan hukum yang memiliki kelebihan dana, tetapi hanya sedikit di antara mereka yang mampu melakukan alokasi investasi secara lebih menguntungkan. Perbedaan pengelolaan kelebihan dana ini disebabkan karena perbedaan pada tingkat  pendidikan,akses terada informasi da berbagai kebijakan pemerintah yang mengatur mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan investasi.”
            Menurut Sukirno (2010:376), Investasi atau penanaman modal adalah pengeluaran sektor perusahaan untuk membeli atau memperolah barang-barang modal yang baru yang lebih modern atau untuk menggantikan barang-barang modal lama yang sudah tidak digunakan lagi atau yang sudah using.
            Menurut Sunariyah (2003:4), mengatakan “Investasi adalah penanaman modal untuk satu ataupun lebih aktiva yang memiliki dan juga biasanya brjangka waktu lama dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang.
            Menurut Sukirno (2010:250), mengatakan “Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional”.
            Menurut Boediono (1992:110), mengatakan “Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses pertumbuhan output perkapita jangka panjang yang terjadi apabila ada kecenderungan (output perkapita untuk naik) yang bersumber dari proses intern perekonomian tersebut (kekuatan yang berada dalam perekonomian itu sendiri), bukan berasal dari luar dan bersifat sementara. Atau dengan kata lain bersifat self generating, yang berarti bahwa proses pertumbuhan itu sendiri menghasilkan suatu kekuatan atau momentum bagi kelanjutan pertumbuhan tersebut dalam periode-periode selanjutnya.
            Menurut Arthur (2000:237), Pertumbuhan ekonomi (economic growth) secara paling sederhana dapat diartikan sebagai pertambahan nasional agregat dalam kurun waktu tertentu, misalkan satu tahun. Perekonomian suatu Negara dikatakan mengalami pertumbuhan jika balas jasa riil terhadap penggunaan factor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun-tahun sebelumnya. Dengan demikian, pengertian pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai kenaikan kapasitas produksi barang dan jasa secara fisik dalam kurun waktu tertentu. 
            Dari pengertian para ahli di atas dapat penulis simpulkan bahwa investasi dalam pertumbuhan ekonomi adalah salah satu proses yang dapat menambah pendapatan nasional dari jumlah dana para investor yang memiliki usaha di Indonesia khususnya di daerah-daerah dimana mereka membuka usaha tersebut, karena itu sangat berpengaruh terhadap pendapatan daerah itu sendiri. Semakin banyaknya para investor yang membuka usaha, maka semakin banyak pula peluang lapangan kerja dan pajak yang dibayarkan kepada pemerintah daerah.
·         Jumlah Investasi Terhadap Pertumbuhan Kota Tangerang Selatan
            Menurut Sukirno (2010:377) Dalam ekonomi makro, investasi merupakan salah satu komponen dari pendapatan nasional, produk domestik bruto, PDB atau GDP. Sehingga pengaruh investasi terhadap perekonomian suatu Negara dapat ditinjau dari pendapatan nasional negara tersebut. GDP yang dihitung berdasarkan pengeluaran terdiri dari empat komponen utama yaitu konsumsi dinotasikan C, investasi dinotasikan I, pembelian oleh permerintah dinotasikan G dan total bersih ekspor atau ekspor neto dinotasikan dengan X-M. Notasi X untuk ekspor dan M untuk impor. Ekspor neto (X-M) menunjukan selisih antara nilai ekspor dan impor. Bentuk aljabar dari GDP dapat ditulis sebagai berikut :
Y = C + I + G + (X - M)
            Dari Persmaannya dapat diketahui bahwa investasi berkolerasi positif dengan GDP. Secara umum dapat dikatakan, jika investasi naik, maka GDP cenderung naik. Atau sebaliknya, jika investasi turun maka GDP cenderung turun. Investasi dipengaruhi oleh tingkat pengembalian modal dan tingkat bunga. para  pemilik modal akan berinvestasi jika tingkat pengembalian modal lebih besar dari pada tingkat bunga.
      Tingkat bunga yang tinggi menyebabkan investasi menjadi tidak menarik atau tidak menguntungkan. Ketika tingkat bunga tinggi sebagian modal digunakan untuk mencari keuntungan dari tingkat bunga melalui deposito atau tabungan. Tingkat bunga tinggi pada akhir akan mengurangi jumlah modal yang diinvestasikan. Jika pengeluaran investasi berkurang, maka GDP cenderung menurun.
            Menurut Sukirno (2010:330), bentuk investasi sebenarnya berbentuk macam-macam, seperti yang sudah dijabarkan oleh para ahli ekonomi tentang pengertian investasi itu sendiri adalah sebuah keputusan untuk menunda konsumsi demi meningkatkan kemampuan sumber daya. Maka ada tiga jenis pengeluaran investasi yaitu investasi tetap yaitu mencakup peralatan dan struktur yang dibeli perusahaan untuk proses produksi, investasi residentsial yaitu investasi yang mencangkup rumahbaru yang dibeli untuk tempat tinggal atau disewakan dan yang terakhir adalah investasi yaitu mencangkup barang-barang perusahaan yang disimpan digudang. Investasi dapat dilakukan dengan cara yang bermacam-macam. contohnya adalah seperti berbentuk emas, tabungan, saham dan obligasi dll.
            Harga emas yang terus menaik dan hamper tidak pernah menurun, membuat emas bias dijadikan alat untuk investasi. Dimana menurut data yang didapat  melalui situs harga-emas.com, harga emas batangan satu gramnya mencapai Rp. 570.000.
            Selain emas ada juga investasi menggunakan nilai mata uang melalui salah satu produk simpanan yang ada dibank yaitu tabungan. Untuk investasi menggunakan nilai mata uang ada beberapa teori dan perhitungan seperti :
1.      Nilai Sekarang
Pv = X/(1+r)2
2.      Nilai Masa Mendatang
F = A(1+r)t
            Selanjutnya tabungan bentuk investasi yang ditawarkan dibank dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito. Kemudian investasi juga dapat dilakukan dengan cara asuransi.
            Menurut Sumber Database Investasi Kota Selatan (2009), masa sekarang ini merupakan masa pembentukan pondasi bagi kota Tangerang Selatan, pondasi disegala bidang social, ekonomi, budaya, keamanan dll, sehingga Kota Tangerang Selatan dapat menapaki kelanjutan pembangunan berikutnya. Kinerja perekonomian Kota Tangerang Selatan sebagai kota baru di wilayah Propinsi Banten bias dibilang sudah cukup bagus. Percepatan pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan saat ini didukung oleh percepatan pada sektor perdagangan, hotel, restoran dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang pertumbuhannya cukup sangat signifikan. Hal ini diikuti dengan banyaknya bermunculan beberapa bangunan mall dan toko besar di tangerang selatan, secara keseluruhan semua sektor ekonomi kota tangerang selatan mununjukan pertumbuhan yang positif kecuali pada sektor pertanian menunjukan pertumbuhan yang negatif.
            Jadi jika dilihat berdasarkan peranannya terhadap laju pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang Selatan tahun 2009, maka sektor yang paling besar peranannya adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai 18,68 persen, disusul sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan yang tumbuh sebesar 14,54 persen. Sedangkan pertumbuhan ekonomi terendah terdapat di sektor pertanian yang tumbuh sebesar (-0,05) persen. Fenomena ini menggambarkan bahwa Kota Tangerang Selatan sudah bukan lagi daerah agraris akan tetapi sudah bergeser pada sektor perdagangan dan jasa. diikuti pertumbuhan terendah kedua adalah sektor industry pengolahan yang tumbuhan yang tumbuh sebesar 0,17 persen. Ada lima jenis industry kayu berjumlah 165 unit, anyaman 28 unit, gerabah 1 unit, kain 293 unit dan makanan 164 unit. Selain itu industry kerajinan tersebut, juga terdapat 7 unit pabrik yang didalamnya terdapat 1 kawasan industri.
            Sedangkan perdagangan dan jasa fasilitas perdagangan dan jasa yang tersedia berupa pasar, baik modern maupun tradisional, bank, BPR, KUD/koperasi, komleks ruko dan minimart. Pasar tradisional yang terdapat di tanah milik pemerintahan daerah adalah sebanyak 6 unit, yaitu pasar ciputat, pasar ciputat permai, pasar jombang, pasar bintaro sektor 2, pasar serpong dan pasaar gedung hijau. Seluruhnya berfungsi kecuali pasar gedung hijau. Secara total, luas lahan yang ditempati oleh pasar-pasar tersebut adalah 25.721 m2 dengan 1.966 kios, 865 los dan 1.795 pedagang kaki lima. Berdasarkan tanda daftar perusahaan (TDP), terdapat perseroan terbatas (PT), comanditer ventschapp atau perseroan komanditer (CV), perusahaan perorangan (PO), koperasi, firma dan bentuk usaha lain yang keseluruhannya berjumlah 5.146 unit. Yang paling banyak adalah PT yaitu berjumlah 2.467 unit sedangkan yang paling sedikit adalah firma yang hanya 2 unit.
            Sebagai wadah ekonomi rakyat maka koperasi sangat dibutuhkan dalam pengembangan laju ekonomi masyarakat, koperasi seluruhnya berjumlah 330 unit yang terdiri dari koperasi karyawan (kopkar), koperasi simpan pinjam (KPS), koperasi serba usaha (KSU) dan Koperasi Pegawai Republic Indonesia (KPRI). Namun, koperasi yang terdaftar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tangerang baru sejumlah 81 unit. Secara keseluruhan, jumlah anggota mencapai 24.553 orang.
·         Pertumbuhan Investasi di Kota Tangerang Selatan yang Pesat
            Menurut Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan, sektor investasi Kota Tangerang Selatan terus tumbuh, pada 2016 ini pemkot setempat melalui Kantor Penanaman Modal Daerah (KPMD) menargetkan kenaikan investasi mencapai 15 persen. Dari data KPMD setempat nilai investasi penanaman modal asing (PMA) pada 2015 silam mencapai US$ 56.927.080. Sedangkan untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai US$ 69.299.471.700.
            Menurut Ruhiyat (2016:12), ia mengatakan “Tahun demi tahun investasi kota tangerang selatan terus tumbuh. Hal ini berkaitan dengan kebijakan kota sebagaimana konsep perdagangan dan jasa sebagai konsen kami, investasi yang paling pesat pertumbuhannya yaitu investasi di bidang property sekiter 10 persen unggul dari yang lain hal ini wajar saja diberbagai kecamatan secara merata ada perumahan. warga datang dari berbagai daerah untuk tinggal di kota tangerang selatan, tangsel diakuinya menjadi miniature Singapura. Meski kecil, namun pertumbuhan ekoniminya baik. saat ini saja sekitar 6 ribu perusahaan lebih yang terdaftar di KPMD”.
·         Potensi Investasi Kota Tangerang Selatan
            Menurut Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan, dalam buku Rencana Pengembangan Investasi Kota Tangerng Selatan (2010:40), pada tahun 2008 LEP di Kota Tangerang Selatan tumbuh mencapai 7,24 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 14,66 persen disusul oleh sektor lainnya. Begitu juga dilihat menurut kelompok sektor, baik laju pertumbuhan atau LEP maupun distribusi atau peranan sektor yang sama, dimana urutan pertama adalah sektor tersier, diikuti sektor sekunder dan terakhir adalah sektor premier.
            Hal ini menunjukan indikasi yang bagus bagi perekonomian wilayah Kota Tangerang Selatan karena sudah tidak berbasis pertanian lagi, melainkan sudah berbasis jasa, yang merupakan salah satu cirri masyarakat yang berkembang.
·         Investasi Dalam Pembangunan Kota Tangerang Selatan
      Menurut sumber data BKPM RI, KPMD Kota Tangerang Selatan, salah satu aspek yang perlu diberdayakan di daerah adalah investasi. Berdasarkan peraturan yang ada, penanaman modal atau investasi adalah segala bentuk kegiatan menanamkan modal, baik oleh penanaman modal asing maupun dalam negeri. Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanamkan modal untuk melakukan usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri (Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal). Bila mengacu pada Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pedoman dan Tata Cara Permohonan Penanaman Modal, maka penanam modal dalam negeri terdiri dari perorangan maupun badan usaha. Dalam skala usaha ekonomi kecil dan menengah atau koperasi, kegiatan usaha yang dilakukan oleh para pengusaha kecil dan menengah maupun koperasi adalah dalam rangka meningkatkan pendapatan dan keuntungan dengan melakukan investasi.
Investasi dunia usaha di daerah sebenarnya diharapkan dapat memacu pertumbuhan perekonomian daerah sekaligus pemerataan pendapatan masyarakat. Dengan banyaknya investasi dunia usaha di daerah, maka diharapkan semakin bertambahnya lapangan kerja yang dapat menampung angkatan kerja. Dalam era otonomi daerah, kapasitas dan kapabilitas pemerintaha daerah dalam memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh daerah merupakan elemen yang penting. Hal ini akan berdampak dalam menciptakan kemandirian daerah yang pada hakikatnya merupakan makna otonomi daerah. Dalam upaya memaksimalkan potensi dimaksud, pemerintah daerah selaku pihak yang berfungsi sebagai unsur eksekutif (executive branch) dalampenyelenggaraan pemerintahan, dituntut untuk menyediakan sumberdaya-sumberdaya.
      Salah satu sumberdaya (resource) yang keberadaan yang sangat dibutuhkan adalah sumber daya ekonomi. Dalam peraktek penyelenggaraan pemerintahan di daerah, pemerintahan daerah dala upaya mencukupi kebutuhan sumber daya ekonomi memiliki dua sumber utama pembiayaannya itu di transfer dari pemerintah diatasnya dan otoritas atau kewenangan yang dimiliki pemerintah daerah sendiri untuk memungut pajak dan retribusi. Dalam kenyataannya, guna mengejar pertumbuhan ekonomi di tingkat local, dua sumber utama sebagai mana tersebut diatas belum dipandang cukup. Investasi pemerintah (public investment) hanya menyumbang porsi yang sedikit dalam menggerakan roda perekonomian di daerah.
Pemerintah daerah disamping harus menjadi penggerak dalam peningkatan perekonomian di wilayahnya, juga masih harus memberikan prioritas pada sektor-sektor yang merupakan cerminan dari peran pemerintah sebagai penyedia layanan-layanan dasar (basic needs) bagi masyarakat. Berkaca dari hal tersebut diatas, sudah selayaknya ditemukan jalan keluar dalam rangka menyikapi keterbatasan-keterbatasan yang ada. Investasi sektor swasta merupakan salah satu alternative pemecahan masalah. Supaya sepantasnya untuk konteks Kota Tangerang Selatan dan Indonesia pada umumnya memiliki kebijakan yang ramah kepada investor dan mendorong peningkatan investasi sektor swasta. Disinilah letak strategis peranan pemerintah. Ketika investasi sektor publik dipandang tidak lagi mencakupi untuk menjadi aktor utama dalam pergerakkan perekonomian. Pemerintah, dalam hal ini pemerintah daerah, dapat memposisikan diri sebagai pihak yang berfungsi sebagai pembuat kebijakan.
      Bentuk nyata dari posisi ini adalah, pemerintah daerah sebagai pemegang otoritas di daerah sesuai peraturan perundang-undangan, mengeluarkan kebijakan-kebijakan dalam bentuk peraturan daerah (disusun bersama legislative), peraturan walikota dan dokumen-dokumen lainnya yang memberikan arah, pedoman, pengaturan dan prosedur penyelenggaraan investasi atau penanaman modal di daerah. Dokumen-dokumen yang dikeluarkan tersebut setidaknya mencangkup rencana penanaman modal di daerah, potensi-potensi yang layak untuk dikembangkan, standar operasional dan prosedur penanam modal, pemberian sanksi dan pemberian insentif atau fasilitas bagi para penanam modal.
Peningkatan investasi daerah akan dapat terwujud jika didaerah terdapat potensi yang dapat “dijual” kepada para investor. Selain menjual sumber daya yang ada, pemerintah daerah harus mendukung terciptanya iklim usaha yang kondusif dan mendukung investasi seperti adanya jaminan keamanan dan kepastian hukum bagi investasi didaerah. Berhasil tidaknya kebijakan pemerintah Kota Tangerang Selatan dibidang penanaman modal dapat dilihat dari data investasi. Secara rill berdasarkan teori maupun peraturan perundangan yang ada, nilai investasi di Kota Tangerang Selatan sampai tahun 2013 belum seluruhnya terdata. Hal ini di sebabkan oleh beberapa factor, seperti kelembagaan yang belum optimal, perangkat hukum yang belum ada, maupun sumber daya yang belum memadai. Akan tetapi mengacu pada data perusahaan PMA dan PMDN yang mendaftarkan perizinan di Badan Koordinasi Penanam Modal RI di Jakarta maupun melalui Pemerintah Kota Tangerang Selatan pada tahun 2013, data Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaan Modal Dalam Negeri (PMDN) dapat terdata. Data dari BKPM RI per September 2013, perusahaan yang mengurus rencana perizinan penanam modal yang dilihat dari pendaftaran penanaman modal dan izin prinsip sebanyak 20 izin, sedangkan jumlah proyek realisasi yang berupa Izin Usaha Penanaman modal dan LPKM (Laporan Kegiatan Penanaman Modal) adalah 29 izin dari perusahaan.

Data Jumlah Proyek Investasi di Kota Tangerang Selatan   Berdasarkan Izin Penanaman Modal dan LKPM Tahun 2011-2013
(Per September 2013)
NO
STATUS
TAHUN
RENCANA
REALISASI
JUMLAH PROYEK (PPM+IP)
JUMLAH PROYEK (IU+LKPM)
1
PMA
2011
29
12
2012
41
17
2013
20
29
2
PMDN
2011
1
2
2012
4
1
2013
6
1
Sumber: BKPM RI, 2013

Keterangan :
PPM+IP  : Pendaftaran Penanaman Modal+Izin Prinsip Penanaman     Modal (Rencana)
IU+LKPM  :  Izin Usaha Penanaman Modal+Laporan Kegiatan Penanaman Modal (Realisasi)
            Pada tahun 2013 jumlah proyek investasi rencana PMA (PPM+IP) mengalami penurunan yang cukup signifikan disbanding dua tahun sebelumnya yakni di tahun 2013 sebanyak 20 proyek, sedangkan tahun 2011 dan 2012 masing-masing sebanyak 29 proyek dan 41 proyek. Hal tersebut tentu perlu perhatian agar para investor mau menginventasikan hartanya ke Kota Tangerang Selatan. Sedangkan jumlah proyek investasi PMA (IU+LKPM) meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2011 sebanyak 12 proyek, tahun 2012 sebanyak 17 proyek dan di tahun 2013 sebanyak 29 proyek. Peningkatan tersebut sangat baik dalam perekonomian Kota Tangerang Selatan karena berpengaruh terhadap pendapatan daerahnya.

Daftar Rencana Nilai Investasi Berdasarkan PMA dan PMDN di Kota Tangerang Selatan Per September 2013
NO
STATUS
TAHUN
RENCANA (PPM+IP)
TOTAL (IDR)
NILAI INVESTASI (IDR)
NILAI INVESTASI (US$)
1
PMA
2011
-
71.278.100
813.782.067.700


2012
-
228.254.900
2.605.986.193.300


2013
-
27.242.000
311.021.914.000
2
PMDN
2011
18.000.000.000
-
18.000.000.000


2012
95.950.000.000
-
95.950.000000


2013
102.894.000.000
-
102.894.000.000
Sumber:  BKPM RI, 2013
           
Keterangan :
PPM+IP     :  Pendaftaran  Penanaman Modal + Izin Prinsip Penanaman                             Modal (Rencana)
Catatan      :  IDR : Asumsi US$1 = Rp. 11.417
            Daftar rencana nilai investasi di Kota Tangerang Selatan berdasarkan PMA tahun 2013 sebesar US$ 24.242.000 atau Rp. 311.021.914.000 dengan asumsi US$1 sebesar Rp. 11.417, namun di tahun 2012 kontribusi investasi sebesar US$ 228.254.900 dan di tahun 2011 nilai investasi sebesar US$ 71.278.100. Sangat diharapkan untuk tahun-tahun selanjutnya nilai rencana investasi meningkat, oleh karena itu pemerintah khususnya pemerintah daerah Kota Tangerang Selatan lebih giat melakukan promosi-promosi Kota Tangerang Selatan keberbagai Negara atau berbagai daerah untuk menjalin kerjasama dibidang investasi tersebut, karena secara tidak langsung dengan banyaknya investor yang menanamkan modal di Kota Tangerang Selatan maka pendapat daerahpun meningkat. Sedangkan daftar nilai investasi di Kota Tangerang Selatan berdasarkan PMDN setiap tahunnya mengalami peningkatan secara signifikan. Tahun 2011 sebesar Rp. 18.000.000.000, kemudian tahun 2012 naik sebesar Rp. 95.590.000.000 dan tahun 2013 kembali mengalami peningkatan nilai investasi yaitu sebesar Rp 102.894.000.000. Dilihat dari angka tersebut sangat baik untuk Kota Tangerang Selatan dan berpengaruh terhadap pendapatan daerahnya.
            Dilihat dari presentase daftar rencana nilai investasi berdasarkan PMA dan PMDN, persentase untuk PMA sebesar 75 persen lebih tinggi persentasenya jika dibandingkan dengan PMDN yang hanya 25 persen. Tingginya persentase PMA mengindifikasikan lebih banyak investor luar negeri yang percaya menanamkan modalnya di Kota Tangerang Selatan disbandingkan investor dalam negeri.
·         Peluang Investasi di Kota Tangerang Selatan
Menurut Pemerintah Kota Tangerang Selatan, dalam buku Profil Investasi Kota Tangerang Selatan (2012 :76), “Investasi daerah dapat di tingkatkan jika daerah memiliki potensi, baik potensi sumber daya alam maupun sumber daya manusia serta didukung kemampuan pemerintah daerah memasarkan potensi tersebut. Dalam konteks ini Kota Tangerang Selatan memiliki beragam potensi disertai akses yang bagus, baik dari Bandara Internasional Soekarno Hatta, maupun dari laut, karena keterbatasan dengan DKI Jakarta yang memiliki Pelabuhan Tanjung Priok. Demikian juga akses melalui daratan, Kota Tangerang Selatan dilalui oleh jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road/JORR II pd. Indah-BSD).
Selain infrastruktur jalan tol yang sudah eksis tersebut, juga direncanakan akan dibangun beberapa luas jalan tol. Salah satunya adalah ruas jalan tol ini akan melintas wilayah yang berada di Kota Tangerang Selatan. Wilayah yang dilewati oleh ruas tol ini adalah kunciran, kunciran indah, paku jaya, pondok jagung timur, jelupang, parigi baru dan jombang. Ruas tol ini nantinya akan menjadi satu dengan ruas-ruas tol lainnya yang sedang direncanakan yaitu ruas Kunciran – Bandara, Jakarta – Tangerang, Jakarta – Serpong, Serpong – Cinere Dan Cinere – Jagorawi yang termasuk kedalam jaringan sistem jaringan jabodetabek.
Oleh karena itu sejumlah potensi investasi yang berpeluang dikembangkan antara lain :
1.      Park And Ride
2.      Kereta Api dan Monorail
3.      Pembangunan liner cycle
4.      Pengelolaan Sampah
5.      Pembangunan Intalasi Pengolahan Air Bersih
6.      Pembangunan Permukiman Vertikal
7.      Pembangunan Convention Center
8.      Sektor Industri dan Pergudangan
9.      Sektor Pertanian, Perternakan dan Perikanan

Data Perusahaan PMA dan PMDN Berdasarkan Sektor Usaha Tahun 2009 – 2011

No.
Sektor Usaha
2009
2010
2011
1.
Industri kulit, tas, sepatu, alas kaki & aksesoris
4
4
4
2.
Industri plastic dan karet
2
2
2
3.
Industri garmen
2
2
2
4.
Industri tekstil
0
0
0
5.
Industri kertas, percetakan dan penerbitan
8
8
8
6.
Industri kendaraan bermotor & komponennya
3
4
7
7.
Industri alat angkut dan transportasi
0
0
0
8.
Industri kimia dasar, barang kimia & farmasi
4
5
6
9.
Industri alat elektronika dan komponennya, alat listrik dan komponennya
8
8
8
10.
Industri kayu, cat dan perekat
1
1
1
11.
Industri kaca dan keramik
2
2
2
12.
Industri metal logam dan mesin
4
5
6
13.
Industri makanan
0
0
0
14.
Industri alat bahan bangunan & kontruksi
7
8
8
15.
Perdagangan ekspor – impor, jasa & distributor
26
36
42
16.
Jasa konsultasi
0
4
4
17.
Jasa lainnya
23
28
56

Jumlah
94
117
160







Sumber : Bapedda, BKPM RI, KPMD Kota Tangerang Selatan 2011.

J.      Tim Peneliti
            Kami dari kelompok 3 yang beranggotakan enam orang yaitu : Fitri Rahmalia, Puji Winarni, Retno Wulandari, Ridzki Afiat, Riska Yuli Yanti, Septi Nuraini. Terima kasih kepada pak Angga Hidayat selaku dosen pengampu atas bimbingannya, terimakasih kepada kak Irna Apriyanti dalam membantu mengumpulkan sumber-sumber data.









K.    Jadwal Kegiata

Keterangan
November 2015
Desember 2015
Januari 2016
Februari 2016
Maret 2016
April 2016

1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
MenentukanJudul
























2.
MencariReferensi Data
























3.
MenyusundanMenulis Proposal
























4.
BimbingandanPenulisanSkripsi
























5.
Wisuda






















































L.     Anggaran
1.                     Biaya print dan revisi                                      Rp. 1.000.000
2.                     Biaya penelitian dan transportasi                     Rp. 1.500.000
3.                     Biaya pencetakan proposal dan skripsi            Rp.    700.000
4.                     Biaya konsumsi                                               Rp.    500.000
5.                     Biaya penelitian atau pengumpulan data         Rp.    300.000
6.                     Biaya sidang                                                    Rp.    500.000
7.                     Biaya wisuda                                                   Rp. 2.500.000
8.                     Biaya lain-lain                                                 Rp.    500.000
                          Total biaya                                          Rp. 7.500.000

M.   Pedoman Peliputan Data
            Dalam peliputan data penulis menggunakan aturan pembuatan proposal Universitas Pamulang dengan teknik pengorganisasian data yang sudah dikumpulkan. Perolehan data dalam kancah penelitian dibicarakan kadar kevaliditasan dan kereabilitanya. Mengingat kualitas data yang bersumber dari hasil pengukuran akan ikut menetukan terhadap bagaimana kualitas kegiatan dan hasil suatu penelitian. Melalui alat ukurnya kelengkapan data validitas dan reliabilitasnya terpenuhi, maka data tersebut akan memiliki arti bagi sebuah penelitian. Setelah itu kami menindak lanjut data yang terkumpul supaya bias memiliki fungsi sebagaimana yang diharapkan oleh peneliti dalam aktivitas penelitian. Fokus dalam proposal ini akan dibatasi pada analisis kuantitatif (data yang berupa angka).















N.    Metodologi Penelitian
1.      Jenis Penelitian
a.      Penelitian Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan membaca dan mempelajari membaca dan mempelajari buku-buku bacaan yang berhubungan dengan penelitian.
b.      Penelitian Lapangan
            Studi lapangan yang dilakukan dengan cara penggunaan data primer yang diperoleh melalui analisis terhadap laporan keuangan di Kantor Penanaman Modal Daerah kota Tangerang Selatan.
2.      Model Penelitian
            Model penelitian yang digunakan dalam proposal ini menggunakan model deskriptif kuantitatif.
3.      Teknik Pengumpulan Data
            Dalam suatu penelitian, pengumpulan data merupakan salah satu tahapan dalam proses penelitian dan sifatnya mutlak untuk dilakukan karena data merupakan elemen-elemen penting yang mendukung keberhasilan suatu penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah telaah dokumen dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Telaah dokumen dilakukan dengan pengamatan secara langsung terhadap laporan keuangan para investor yang ada di kantor KPMD Tangsel dan keterangan lainnya yang menunjang penyelesaian penelitian ini.







O.    Daftar Pustaka

Arthur, Lewis. (1999)Pertumbuhan Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo             Pustaka.
Badan Perencanaan Daerah Kota Tangerang Selatan. (2009)Database Investasi     Kota Tangsel. Tangerang Selatan : KPMD.
Badan Perencanaan Daerah Kota Tangerang Selatan. (2012)Profil Investasi Kota Tangsel. Tangerang Selatan : KPMD.
Boediono. (1992)Teori Pertumbuhan Ekonomi, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu       Ekonomi Edisi 1 Cetakan ke 5. Yogyakarta: BPFE.
Fahmi, Irham. (2015). Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Jakarta     Selatan: ALFABETA
Riduwan. (2009)Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung:         Penerbit Alfabeta
Ruhiyat, Oting. (2013)Pemuktakhiran Database Investasi Kota Tangerang            Selatan. Tangerang Selatan: KPMD.
Sugiyono. (2012)memahami Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.    Bandung : ALFABETA.
Sukirno, Sadono. (2010)Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta:     Rajawali Pers.
Sunariyah. (2003)Pengantar Pengetahuan Pasar Modal Edisi 6. Yogyakarta:        UPP STIM YKPN.
Untung, Budi. (2011)Hukum Bisnis Pasar Modal. Yogyakarta: Penerbit Andi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar