Jumat, 26 Februari 2016

Makalah Kelompok 1 - Pengantar Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN
“Pengantar Penelitian”

Disusun Oleh:
Afriana Agung Setiawan (2013122496)
Castrida Marbun (2013122246)
Dian Novita Perdana (201312152)
Hari Setia Pranata (2013121769)
Huriah Badiah (2013121079)
Malia Pusparisa (2013121193)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Surya Kencana No.1 Pamulang Barat
Kota Tanggerang Selatan
Telp./Fax.  (021) 7412566/74709855
2015

___________________________________________________________________________


PEMBAHASAN

3.1       Apa Itu Penelitian

Menurut Uma Sekaran, penelitian“adalah proses menemukan solusi masalah setelah melakukan studi yang mendalam dan menganalisis faktor situasi.”[[1]]
3.1.1.      Daya Tarik Penelitian dan Mengapa Manajer Harus Mengetahui tentang Penelitian
Teknologi modern telah menjadikan penelitian sebagai proses yang menyenangkan dan relative lancar. Dengan memahami dasar-dasar proses penelitian dan menguasai teknologi modern, misalnya computer dengan kapasitas yang sangat besar untuk menyimpan dan mendapatkan kembali informasi, Anda sebagai manajer dapat menghadapi persaingan pasar global dengan segala faktornya yang kompleks dan membingungkan dengan keyakinan yang lebih besar.
Pengetahuan penelitian tidak saja menolong seseorang melihat informasi yang tersedia dengan cara canggih dan kreatif dalam lingkungan global yang bergerak cepat yang di hadapi bisnis, tetapi pengetahuan tersebut juga membantu Anda dalam hal-hal lain. Misalnya, Anda dapat berinteraksi secara lebih efektif dengan konsultan penelitian yang bekerja untuk Anda, Anda dapat membedakan antara studi baik dan buruk yang di publikasikan dalam jurnal-jurnal professional dan bila di inginkan, Anda sendiri dapat melakukan penelitian untuk memecahkan masalah.
Bagaimanapun, pengambilan keputusan hanya sebuah proses memilih diantara alternative solusi untuk memecahkan masalah dan penelitian berperean dalam menghasilkan alternative yang dapat di terapkan untuk pengambilan keputusan yang efektif.
Metode penelitianmemberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untukmengatasi masalah serta menghadapi tantangan lingkungan di manapengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat. Keputusan yangdiambil akan bersifat lebih ilmiah jika dilakukan melalui proses penelitian.Ada dua faktor yang mendorong perhatian dalam pengambilan keputusanyang ilmiah: (1) kebutuhan manajer akan informasi yang lebih banyak danlebih baik, (2) tersedianya teknik dan peralatan yang lebih baik untukmemenuhi kebutuhan itu.
Manajer masa depan dituntut untuk mengetahui lebih banyak haldibandingkan manajer masa lalu. Untuk ini, penelitian akan memberikankontribusi yang cukup besar. Penelitian bisnis merupakan satu diantara alatmanajerial yang penting dalam proses pengambilan keputusan. Akhir-akhirini, penelitian bisnis menjadi fondasi untuk meningkatkan laba perusahaanjuga mendorong perusahaan tetap bertahan dalam menjalankan usahanya. Penelitian bisnis dapat mendukung efektifitas manajemen dalam prosespengambilan keputusan. Penelitian bisnis ini bermanfaat untuk mengurangiketidakpastian dengan menyediakan informasi yang akurat untukmemperbaiki proses pembuatan keputusan itu.
Para manajer merasa bahwa pengetahuan tentang metode-metodepenelitian akan berguna dalam banyak hal. Bagi mahasiswa saat inipentingnya mempelajari penelitian bukan hanya sebagai dasar untukpenulisan skripsi atau tesis saja, akan tetapi juga untuk pelatihan dalammetode ilmiah serta penerapannya dalam pengambilan keputusan. Dengankata lain, mempelajari dan melakukan penelitian pada saat kuliah merupakansuatu pelatihan bagi mahasiswa tersebut dalam mengambil keputusan.

3.2.           Penelitian Bisnis

Penelitian bisnis dapat didefinisikan sebagai usaha yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki masalah spesfikasi yang dihadapi dalam konteks dunia kerja, yang membutuhkan solusi. Penelitian bisnis terdiri atas serangkaian langkah yang direncanakan dan dilakukan, dengan tujuan menemukan jawaban terhadap isu-isu yang menjadi perhatian manajer dalam lingkungan kerja. Penelitian meliputi serangkaian kegiatan yang dipikirkan dengan baik dan di laksanakan secara hati-hati, sehingga membuat manajer mampu memecahkan masalah organisasi, atau setidaknya mengurangi sedapat mungkin. Penelitian meliputi proses penyelidikan, investigasi, pemeriksaan dan eksperimentasi. Seluruh proses tersebut harus dilakukan secara sistematis, tekun, kritis, objektif, dan logis. Hasil akhir yang diharapkan adalah penemuan yang dapat membantu manajer menangani situasi masalah.

3.2.1.      Definisi Penelitian
Kerangka berpikir Soerjono Soekanto (1981:43) tentang penelitian, menyatakan:
Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari sesuatu atau beberapa gejala hukum tertentu, denganjalan menganalisanya. Disamping itu, juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap faktor hukum tersebut, untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan permasalahan yang timbul di dalam gejala yang bersangkutan.[[2]]
Menurut Supardi (2005:10), penelitian adalah “berbagai kegiatan yang meliputi mengumpulkan, mengolah, menyajikan, menganalisa data peristiwa atau informasi, serta interpretasi dan pengambilan kesimpulan.” [[3]]
Menurut Sutrisno Hadi (1986:3), penelitian adalah “serangkaian kegiatan yang (1) dilakukan secara sistematis; (2) dengan maksud untuk mendapatkan informasi ilmiah; (3) mengenai serentetan peristiwa dan (4) dalam rangka pemecahan suatu permasalahan.” [[4]]
Menurut M. Suparmoko (1999:3), penelitian adalah “usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui dan mempelajari fakta-fakta baru.” [[5]]
Menurut Nana Syaodih Sukmadina (2008:52), penelitian pada dasarnya merupakan “suatu pencarian (inquiri), menghimpun data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan, mencari hubungan, menafsirkan hal-hal yang bersifat teka-teki.” [[6]]
Ibnu Hadjar (1999:10), penelitian sebagai “suatu proses pengumpulan yang sistematis dan analisis yang logis terhadap informasi (data) untuk tujuan tertentu.” [[7]]
Sedangkan menurut Uma Sekaran, penelitian adalah “penyelidikan atau investigasi yang terkelola, sistematis, berdasarkan data, kritis, objektif, dan ilmiah terhadap suatu masalah spesifik, yang dilakukan dengan tujuan menemukan jawaban atau solusi terkait.” [[8]]
Dari berbagai pengertian diatas, secara umum penulis menyimpulkanbahwa penelitian adalah pekerjaan ilmiah yang harus dilakukan secara sistematis, teratur, dan tertib, baik mengenai prosedurnya maupun dalam proses berpikir tentang materinyauntuk dikaji secara analitis maupun sintesis sehingga menghasilkan kesimpulan yang logis demi pencapaian suatu tujuan. Penelitian sebagai usaha menemukan kebenaran yang obyektif. Kebenaran itu dapat berbentuk hasil pemecahan masalah atau pengujian hipotesis, dan mungkin pula berupa pembuktian tentang adanya sesuatu yang semua belum ada, tetapi mungkin ada.
3.2.2.      Penelitian dan Manajer

Dalam bisnis, penelitian terutama dilakukan untuk memecahkan isu-isu problematic dalam, atau saling terkait di antara bidang akuntansi, keuangan, manajemen, dan pemasaran. Dalam Akuntansi (accounting), sistem, prakti, dan prosedur kendali anggaran sering diperiksa. Metode biaya persediaan, akselerasi depresiasi, kecenderungan pendapatan triwulan deret waktu, biaya transfer, tingkat pemulihan kas, dan metode pajak adalah sejumlah bidang yang sering diteliti. Dalam Keuangan (Finance), operasi institusi keuangan, rasio keuangan optimum, merger dan akuisisi, leveraged buyout, keuangan antarperusahaan, pendapatan hipotek, perilaku pasar saham, dan semacamnya, menjadi focus investigasi. Penelitian Manajemen (Management) bisa mencakup studi sikap dan perilaku karyawan, manajer sumber daya manusia, pengaruh perubahan demografis terhadap praktik manajemen, manajemen operasi produksi, formulasi strategi, system informasi, dan semacamnya.Penelitian Pemasaran (Marketing) dapat meliputi isu-isu yang berkaitan dengan citra produk, iklan, promosi penjualan, distribusi, pengemasan harga, layanan purnajual, preferensi konsumen, pengembangan produk baru, dan aspek pemasaran lain.

3.3.           Penelitian: Terapan dan Dasar

3.3.1.      Penelitian Terapan
Penelitian dapat dilakukan untuk dua tujuan berbeda. Menurut Uma Sekaran, penelitian terapan (applied research) berfungsi “untuk memecahkan masalah mutakhir yang dihadapi oleh manajer dalam konteks pekerjaan, yang menuntut solusi tepat waktu.”[[9]]
Penelitian yang dilakukan dengan maksud menerapkan hasil temuan untuk memecahkan masalah spesifik yang sedang dialami dalam perusahaan disebut penelitian terapan (applied research).

3.3.2.      Penelitian Dasar atau Fundamental
Menurut Jujun S. Sumantri dalam bukunya Filsafat  Ilmu, Sebuah Pengantar Populer (1985) yang dikutip oleh Sugiyono (2010:9) dalam  bukunya Metode Penelitian Pendidikan menyatakan bahwa penelitian dasar atau murni adalah “penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui.” [[10]]
Menurut Uma Sekaran, penelitian dasar (basic research) berfungsi “untuk menghasilkan pokok pengetahuan dengan berusaha memahami bagaimana masalah tertentu yang terjadi dalam organisasi dapat diselesaikan.”[[11]]
Penelitian terutama dilakukan untuk meningkatkan pemahaman terhadap masalah tertentu yang kerap terjadi dalam konteks organisasi dan mencari metode untuk memecahkannya disebut penelitian dasar atau fundamental (basic or fundamental research).
Singkatnya, baik penelitian terapan maupun dasar dalah bersifat ilmiah, perbedaan utamanya adalah bahwa yang pertama terutama dilakukan untuk memecahkan sebuah masalah bisnis mutakhir, sedangkan yang terakhir terutama dilakukan karena kepentingan masalah di mata peneliti yang bersangkutan.

3.4.           Manajer dan Penelitian

Manajer dengan pengetahuan penelitian mempunyai kelebihan dibanding manajer yang tidak memilikinya. Misalnya, sebuah produk yang baru dikembangkan mungkin tidak dapat “diluncurkan”, atau suatu investasi keuangan mungkin tidak dapat “dibayar” seperti yang diharapkan. Fenomena yang mengganggu semacam itu perlu dipahami dan dijelaskan. Kecuali hal ini dilakukan, adalah tidak mungkin untuk memperkirakan masa depan produk atau prospek investasi tersebut,dan bagaimana bencana besar di masa depan dapat dikendalikan. Penguasaan terhadap metode penelitian dapat membuat manajer mampu untuk memahami, memperkirakan, dan mengendalikan lingkungan mereka.
Pengetahuan mengenai penelitian dan proses pemecahan masalah menolong manajer mengenali situasi masalah sebelum hal tersebut terjadi di luar kendali. Meskipun masalah kecil bisa diselesaikan oleh manajer, masalah besar menuntut kehadiran peneliti atau konsultan luar. Manajer yang memahami penelitian dapat berinteraksi secara efektif dengan mereka.
Alasan lain mengapa manajer professional saat ini perlu mengetahui tentang metode penelitian adalah bahwa mereka akan menjadi lebih mampu membedakan ketika menyaring sebaran informasi dalam jurnal-jurnal bisnis.
Singkat kata, memahami penelitian dan metode penelitian membantu manajer professional untuk:
1.      Mengenali dan secara efektif memecahkan masalah kecil dalam konteks pekerjaan.
2.      Mengetahui bagaimana membedakan penelitian yang baik dan yang buruk.
3.      Menghargai dan terus-menerus menyadari berbagai pengaruh dan efek dari faktor-faktor  terkait dalam suatu situasi.
4.      Memperhitungkan risiko dalam pengambilan keputusan, mengetahui sepenuhnya probabilitas yang terkait dengan kemungkinan keluaran (outcome) yang berbeda.
5.      Mencegah kepentingan pribadi yang mungkin memengaruhi situasi.
6.      Berhubungan dengan peneliti dan konsultan yang disewa secara lebih efektif.
7.      Menggabungkan pengalaman dengan pengetahuan ilmiah ketika mengambil keputusan.

3.5.           Manajer dan Konsultan – Peneliti

Mengapa penting untuk memahami bagaimana menemukan dan memilih peneliti, bagaimana berinteraksi secara efektif dengan konsultan (istilah peneliti dan konsultan dapat dipertukarkan), bagaimana seharusnya hubungan manajer-peneliti,dan kelebihan serta kelemahan konsultan internal versus eksternal. Perlu di tekankan bahwa motif utama manajer dalam menyewa konsultan haruslah untuk pemecahan masalah dan bukan untuk memuaskan minat pribadi atau mendahulukan proyek atau ide unggulan seseorang.
3.5.1.      Bagaimana Menemukan dan Memilih Peneliti
Bila indikasi luas mengenai bidang atau isu apa yang perlu di teliti telah dinyatakan, perusahaan konsultan akan memberikan daftar individu yang mempunyai keahlian dalam bidang-bidang bersangkutan. Keahlian individu juga diungkapkan oleh perusahaan konsultan, atau bisa diminta. Organisasi lain yang pernah menggunakan jasa mereka juga dapat dihubungi untuk memastikan manfaat dan efektivitas dan reputasi perusahaan tersebut.

3.5.2.      Hubungan Manajer – Peneliti
Bila penelitian dilakukan secara ilmiah, maka hasil studi akan bermanfaat bagi manajer, yang akan memperoleh relevan untuk melengkapi hal yang menjadi perhatian peneliti yang melakukan penelitian dasar,dan dengan member mereka wawasan yang berguna, manajer akan memperoleh manfaat besar. Bila manajer memahami tentang penelitian, maka interaksi antara manajer dan peneliti pun menjadi lebih berarti, bertujuan, dan bermanfaat baik bagi organisasi maupun peneliti.
3.5.3.      Nilai-nilai
Disamping memperjelas peran dan batasan, manajer juga harus memastikan bahwa terdapat kecocokan dalam sistem nilai pihak manajemen dan konsultan. Pertukaran informasi dengan cara yang terus terang dan jujur juga membantu meningkatkan hubungan dan level kepercayaan antara kedua belah pihak, yang pada gilirannya memotivasi kedua pihak untuk berinteraksi secara efektif. Dalam kondisi tersebut, peneliti merasa bebas mendekati pihak manajemen untuk meminta bantuan dalam rangka membuat penelitian lebih bermanfaat.
Ringkasnya, manajer harus memastikan sebelum menyewa peneliti atau konsultan bahwa:
1.      Peran dan harapan kedua belah pihak dinyatakan secara eksplisit.
2.      Filosofi dan system nilai organisasi yang relevan disampaikan secara jelas dan keterbatasan, jika ada, dikomunikasikan.
3.      Hubungan baik dibangun dengan peneliti,dan antara peneliti dan karyawan dalam organisasi, memungkinkan kerjasama penuh di kemudian hari.

3.6.           Konsultan atau Peneliti Internal versus Eksternal

3.6.1.      Konsultan atau Peneliti Internal
Manajer sering harus memutuskan apakah menggunakan peneliti internal atau eksternal. Untuk mencapai keputusan, manajer harus menyadari kekuatan dan kelemahan keduanya,dan menimbang keuntungan dan kerugian menggunakan salah satunya, berdasarkan kebutuhan situasi. Beberapa keuntungan tim internal, diantaranya:
1.      Tim internal akan lebih mungkin diterima oleh karyawan dalam subunit organisasi di mana penelitian perlu dilakukan.
2.      Tim akan memerlukan lebih sedikit waktu untuk memahami struktur, filosofi dan suasana, serta fungsi dan system kerja organisasi.
3.      Mereka akan dapat melaksanakan rekomendasi setelah temuan penelitian diterima. Hal ini sangat penting karena setiap “gangguan” dalam implementasi rekomendasi dapat disingkirkan dengan bantuan mereka. Mereka juga dapat mengevaluasi efektivitas perubahan, dan mempertimbangkan perubahan lebih lanjut, jika, dan ketika diperlukan.
4.      Tim internal mungkin menelan jauh lebih sedikit biaya dibanging tim eksternal untuk departemen yang memerlukan bantuan dalam pemecahan masalah, sebab mereka hanya membutuhkan sedikit waktu untuk memahami system karena keterlibatan mereka yang terus-menerus dengan berbagai unit dalam organisasi. Untuk masalah yang tidak terlalu rumit, tim internal adalah ideal.
Adapula kerugian tertentu dalam menggunakan tim peneliti internal untuk tujuan pemecahan masalah. Empat hal yang paling kritis adalah:
1.      Dalam konteks masa kerja mereka yang panjang sebagai konsultan internal, tim internal sangat mungkin jatuh ke dalam cara pandang stereotip dalam melihat organisasi dan masalahnya.
2.      Ada keleluasaan bagi koalisi kekuasaan tertentu dalam organisasi untuk memengaruhi tim internal menyembunyikan, menyimpangkan, atau mengubah fakta tertentu.
3.      Terdapat kemungkinan bahwa, bahkan tim penelitian internal yang paling berkualifikasi tinggi tidak dianggap sebagai “pakar” oleh staf dan manajemen, dan oleh karena itu rekomendasi mereka tidak memperoleh cukup pertimbangan dan perhatian yang layak.
4.      Bias organisasi tertentu terhadap tim penelitian internal dalam beberapa hal dapat membantu temuan menjadi kurang objektif dan sebagai konsekuensinya kurang ilmiah.



3.6.2.      Konsultan atau Peneliti Eksternal
Kerugian dari tim peneliti internal sebaliknya merupakan keuntungan tim eksternal, dan keuntungan yang pertama menjadi kerugian yang terakhir. Tetapi, keuntungan dan kerugian tim eskternal bisa disoroti.
Keuntungan tim eskternal, diantaranya adalah:
1.      Tim eksternal dapat menerapkan kekayaan pengalaman yang diperoleh dari bekerja dengan berbagai tipe organisasi yang mempunyai jenis masalah yang sama atau mirip.
2.      Tim eksternal, terutama dari perusahaan penelitian dan konsultan terkemuka, mungkin mempunyai lebih banyak pengetahuan mengenai model-model pemecahan masalah yang terkini dan tercanggih yang dierpoleh melalui program, pelatihan periodik mereka, yang mungkin tidak dimiliki oleh tim dalam organisasi.
Kerugian utama dalam menyewa tim peneliti eksternal adalah sebagai berikut:
1.      Biaya sewa tim penelitian eksternal mahal dan cenderung dihindari, kecuali jika masalah sangat kritis.
2.      Selain waktu banyak yang tim eksternal perlukan untuk memahami organisasi yang akan diteliti, mereka jawing memperoleh sambutan hangat, pun tidak dengan serta-merta diterima oleh karyawan.
3.      Tim eksternal juga membebankan biaya tambahan untuk bantuan mereka dalam fase implementasi dan evaluasi.

3.7.           Pengetahuan Tentang Penelitian dan Efektivitas Manajerial

Pengetahuan tentang penelitian meningkatkan kepekaan manajer dalam lingkungan kerja dan organisasi mereka. Hal tersebut juga membantu memfasilitasi interaksi yang efektif dengan konsultan dan pemahaman atas beragam nuansa proses penelitian. Tetap objektif, berfokus pada solusi masalah, sepenuhnya memahami rekomendasi yang dibuat,dan mengapa dan bagaimana mereka sampai pada hal tersebut, memuluskan pengambilan keputusan manajerial yang baik.

3.8.           Etika dan Penelitian Bisnis

Menurut Bambang Prasetya dan Lina Miftahul Jannah (2005:13), etika penelitian dapat diartikan sebagai “pedoman bagi seorang peneliti untuk melakukan suatu tindakan dalam upayanya menemukan jawaban atas pertanyaan yang dianjurkan.”[[12]]
Menurut Uma Sekaran, etika dalam penelitian bisnis mengacu pada “kode etik atau norma perilaku social yang diharapkan ketika melakukan penelitian.” [[13]]
Kode etik berlaku bagi organisasi dan anggota yang mensponsori penelitian, peneliti yang melakukan penelitian, dan responden yang memberikan data yang diperlukan. Ketaatan terhadap etika dimulai dengan orang yang mengadakan penelitian, yang harus melakukannya dengan sungguh-sungguh, memerhatikan indikasi hasil penelitian, melepaskan ego, dan mengejar kepentingan organisasi alih-alih diri sendiri. Kode etik juga hrus dicerminkan dalam perilaku peneliti yang melakukan investigasi, partisipan yang memberikan data, analis yang memberikan hasil, dan seluruh tim penelitian yang menyajikan interprestasi hasil dan menyarankan solusi alternative.
Dengan demikian, perilaku etis meliputi setiap langkah dalam proses penelitian-pengumpulan data, analisi data, pelaporan, dan penyebaran informasi di internet, jika kegiatan tersebut dilakukan. Bagaimana masalah dipecahkan dan bagaimana informasi rahasia dijaga, kesemuanya dipandu oleh etika bisnis.
_________________________________________________________________

Hadi, Sutrisno. 1986. Pokok-pokok Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UII.
Hadjar, Ibnu. 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Prasetyo, Bambang. Lina Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Sekaran, Uma. 2014. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Soekanto, Soerjono. 1981. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UII Press.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Supardi. 2005. Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII Press.
Suparmoko, M. 1999. Metode Penelitian Praktis (Untuk Ilmu-ilmu Sosial, Ekonomi dan Bisnis) Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar